Ketika aku ingin menghampiri bunga di taman
Tiba-tiba mendung menghadang
Angin yang menerbangkan dedaunan
Menghamburkan perasaanku yang mengembang
Gerimis mulai membasahi taman hati
Api semangatku yang telah membara
Kini mulai redup diredam masa
Kayu pertungkuan kini telah menjadi abu
Bunga yang selalu aku pandang di taman
Kini tak bisa aku pandang
Tertutup oleh dia yang datang
Yang datang bersama gerimis di taman
November terus berjalan
Semakin banyak dia yang datang
Bunga yang selalu dalam pikiran
Kini semakin jauh dari pandangan
Lagi-lagi, aku hanyalah orang biasa
Yang selalu bermimpi dapat memiliki bunga nan indah
Sebagai penebar keharuman di tengah penatnya kehidupan
Di tengah gerimis di taman hati
Dari jarak yang semakin jauh
Bunga akan tetap terlihat indah mempesona
Di akhir gerimis nanti
Aku berharap pelangi kan datang
Menghibur taman hati yang mulai tergenang
Tergenang oleh dingginnya penantian
Kini Desember telah datang
Gerimis masih gagal menghilangkan bunga dari taman
Pelangi pun juga tak kunjung datang
Sehingga bunga selalu berada dalam pandangan
Semoga gerimis yang telah berlalu
Menumbuhkan bunga-bunga yang baru
Walau bunga putih itu masih tetap menjadi idaman
Namun apa daya aku bukanlah bangsawan
Aku selalu berharap dan berdoa
Bunga kan tetap mekar dan menebar keharuman
Walau semua itu bukan karenaku
Mungkin karena dia yang lebih dapat menjaga daripada aku
Semoga kau mendapat pemilik yang hebat
Yang dapat merawatmu
Sehingga kau kan tetap menawan
Sebagai bunga putih nan indah, harum, dan rupawan
Sukabumi, 3 Desember 2017 | 01.43
@KhafidzHidayat
Minggu, 03 Desember 2017
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar