Tampilkan postingan dengan label adventures. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label adventures. Tampilkan semua postingan

Minggu, 18 November 2018

Perjalanan 13 Menuju Kebaikan



 Kisah ini aku tulis ketika aku berada di dalam sangkar tembok bersama tiga belas teman-temanku kala itu. Sebuah peristiwa yang tak akan pernah aku lupakan, bahkan oleh angkatanku sendiri. Sepuluh hari berjalan, dan selama itulah momen suka duka tercipta. Ketika diri ini tersungkur di dasar yang paling dalam, ada bibit-bibit semangat berdatangan. Membangkitkan semangat-semangat kami. Tak terkecuali darimu yang sungguh spesial bagiku. Kisah ini kupersembahkan untuk Uber Alles dan kamu. :) Tak perlu menunggu lama, selamat menyimak kisahku di bawah ini.

Read More

Minggu, 06 Juli 2014

My Crazy Journey : Perjuangan 3 Arjuna Mencari Asa pt 4

Senin, 14 Oktober 2013
Pukul 06.30, matahari pun dengan cepat menyinari daerah di sekitar pos Pondokan. Ku sibak sleeping bag  yang telah semalam menyelimutiku. Ku  coba keluar, menikmati udara pagi Pondokan yang segar. Ternyata temanku, Angga, telah bangun lebih pagi dan ia mengambil beberapa keindahan alam lewat kamera yang ia bawa. Setelah itu, baru lah Purwo terbangun dari mimpi buruknya semalam  (mungkin :D).
Kemudian, di pagi hari itu, kami berencana untuk memasak nasi. Dan kami membagi tugas dimulai dari aku yang dan Angga untuk menanak nasi. Yah alhasil, nasi buatanku agak keras. Namun lebih parah nasi buatan si Angga. Nasinya mengerak dan yah semua orang pasti enggan memakannya. Karena kegagalan kami dalam memasak nasi (karena perbedaan ketinggian dengan di rumah) maka kami putuskan hanya memasak mie instan (lagi-lagi makan mie instan -_-). Tiga bungkus mie kami tuangkan ke dalam panci yang telah terisi air. Setelah 5 menit, masakan kami selesai dan melahapnya bersama-sama.
Read More

Rabu, 08 Januari 2014

This is Amazing Moment : Jamboree Lumajang

        
Hey guys, lama tak bertemu. Kali ini aku akan berbagi informasi tentang sebuah kegiatan akbar dan menjadi salah satu kegiatan terbesar yang pernah aku ikuti. Walaupun hanya sebagai panitia, aku sangat senang bergabung dalam kegiatan ini.
         Mulai dari berkenalan dengan panitia yang lain, sampe mengurusi ribuan peserta penggalang dari SD-SMP. Kalo gak salah kegiatan ini diikuti kurang lebih 1200an peserta dari SD dan SMP dan 150an panitia yang diambil dari beberapa SMA dan Lembaga se-Kabupaten Lumajang. Dan aku berada di dalam Giat Petualang.
         Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 2 Januari 2014 s/d 6 Januari 2014 di Bumi Perkemahan Lapangan Hutan Penanggal, Candipuro-Lumajang. Khusus untuk survival di laksanakan di Hutan Pinus Wonosari, Penanggal, Candipuro-Lumajang pada tanggal 3-4 Januari 2014
         Kegiatan ini juga dilengkapi dengan logo yang stylish, ada Si Bana yang menjadi maskotnya, serta Theme Song Amazing Jamboree yang di aransemen oleh Kak Nico & Friends. Aku sangat kagum dengan kegiatan sehingga harus memposting postingan ini. Selamat menikmati.
Read More

Jumat, 13 Desember 2013

My Crazy Journey : Perjuangan 3 Arjuna Mencari Asa pt 3

       
             Pukul 5.30. Kami pun bangun terlalu siang, mentari sudah mulai meninggi. Aku segera keluar dan aktivitas pendaki mulai ramai di pos kokopan. Angga sudah memulai kegiatan memasaknya. Kami memasak bubur instan yang aku bawa. Setelah bubur jadi, kami memakannya bersama-sama. Setelah itu, ada pembagian tugas, aku mengisi semua botol, angga dan purwo membersihkan peralatan memasak yang kotor. Setelah semua botol terisi, kami mencuci muka dan  menggosok gigi. Setelah semua beres barulah kami merubuhkan tenda dan segera melanjutkan perjalanan.
         
                Tak henti-hentinya perjalanan kali ini tetap melewati batuan yang menanjak. Tak lama berjalan kami melihat pemandangan gunung Penanggungan dari kejauhan dan kami berfoto dengan latar belakang pemandangan tersebut. Untuk menghemat waktu kamipun mendaki kembali menyusuri jalanan bebatuan. Setelah 45 menit perjalanan kami beristirahat cukup lama, entah mengapa dada aku cukup sesak untuk bergerak. Mungkin efek tidur tadi malam.
Read More

Minggu, 10 November 2013

My Crazy Journey : Perjuangan 3 Arjuna Mencari Asa pt 2

                Sudah lama gak nerusin cerita gue waktu di Gunung Arjuna. Oke guys kali ini aku akan ngelanjutin cerita perjalanan paling gila gue waktu mendaki Gunung Arjuna dan Gunung Welirang. Langsung saja ke TKP. :D

Sabtu, 12 Oktober 2013, 21:30 WIB
                Di tengah hiruk pikuk malam minggu di tretes, kami memulai perjalanan menuju hutan, jalanan yang terbuat dari paving masih cukup nyaman bagi kami untuk berjalan. Jalanan sangat gelap, hanya cahaya mungil yang keluar dari senter-senter kami. Jalan mulai menanjak dan kedinginan malam mulai menyentuh kulit. Suasana berubah menjadi hening, hanya suara burung-burung malam yang masih bernyanyi bersahutan.  Tak terasa kami sudah berada di atas Tretes yang hanya terlihat berbagai nyala lampu dari daerah itu. Begitu menakjubkan pemandangan malam yang langka seperti ini.
                Perjalanan tetap kami lanjutkan, dan tak lama kemudian terdengar suara gemericik air. Ternyata kami telah sampai di pos pertama yaitu  pos Pet Bocor. Di pos ini, banyak pendaki yang mengisi perbekalan air dari sebuah kran yang bocor. Ada pula pendaki yang bersantai ria sambil meminum kopi di dalam warung. Ya disini masih ada warga yang membuka warung. Sedangkan kami pun beristirahat sejenak dan mengisi botol kosong kami dengan air. Setelah 5 menitan kami berjalan kembali menuju ke pos selanjutnya.
Read More

Senin, 28 Oktober 2013

My Crazy Journey : Perjuangan 3 Arjuna Mencari Asa pt 1

Oh ya, pada bulan Oktober ini ada yang baru lho dari pengalamanku. Yaitu menaklukkan kerasnya Puncak Arjuna. Ya tepatnya dua minggu yang lalu bersama teman ku yang yang yang gimana ya? Simak aja dulu gih ceritaku ini pasti kalian tahu gimana sifat-sifat yang agak bingung aku ungkapkan. Biar gak habisin tempat postingan langsung aja ke TKP.
Read More

Senin, 13 Mei 2013

Semeru, antara Soe Hok Gie dan 5 cm

Jumat, 12 Desember 1969, hari masih pagi di Stasiun Gambir, Jakarta. Keceriaan melingkupi Tim Mapala Fakultas Sastra Universitas Indonesia yang bersiap bergerak ke Surabaya. Ada Soe Hok Gie, Herman O Lantang, Abdurachman, dan Anton Wijana. Ikut bergabung juga redaktur koran Sinar Harapan Aristides Katopo. Selain itu deretan para 'junior' Rudi Badil, Idhan Dhanvantari Lubis dan Freddy Lodewijk Lasut.

Mereka berdelapan menaiki gerbong barang. Bertujuan mendaki Gunung Semeru di Jawa Timur. Sebuah ekspedisi besar untuk Mapala FS-UI ketika itu.
Read More

Kamis, 07 Maret 2013

Ekspedisi Teh Manis IV (My Enjoy Journey Kawah Ijen) pt 1


Jumat, 4 Januari 2013.
Pukul 9.00 WIB, kami berkumpul di sanggar Kwarcab Lumajang. Aku dan teman-teman bersiap untuk mengikuti Ekspedisi Teh Manis IV ke Kawah Ijen (2.799 mdpl). Sebelumnya ETM IV akan direncanakan ke Gunung Arjuna, berhubung liburan tinggal 3 hari, Kawah Ijenlah menjadi pilihan yang tepat bagi kami. Pukul 10.00 kami berangkat menggunakan mobil elf biru. Kami berharap mendapat banyak pengalaman dari ekspedisi ini. Dan semoga dalam perjalanan kami selamat.
Sekitar pukul 11.30 kami berhenti sejenak untuk beribadah Sholat Jumat. Dan setelahnya kami melanjutkan perjalanan kami. 1 jam kemudian, kami mulai diguyur hujan dan mulai melewati bukit-bukit terjal, menandakan  kami sudah dekat dengan kawasan Kawah Ijen yang berada di perbatasan Bondowoso-Banyuwangi, Jawa Timur.. Beberapa portal penjagaan kami lewati, memang status Kawah Ijen pada waktu itu adalah berstatus siaga.  Melewati hutan membuat suhu udara sekitar menjadi mulai dingin, mungkin kami sudah diatas ketinggian 1600 mdpl.
Pukul  14.30 kami sampai di pos  paltuding, dimana pos tersebut menjadi base camp kami malam ini. Kami mulai mendirikan sebuah tenda hoop dan 2 tenda doom di sebua tanah yang cukup lapang. Malamnya kami berkumpul untuk makan malam dan bersenda gurau di sebuah gazebo dekat tenda kami berdiri. Untuk menghemat waktu dan stamina, kamipun tidur pukul 21.00 dan oleh guide kami Kak Priyo menyuruh semua alarm berbunyi pukul 2.30. Kami semua mulai pergi kea lam mimpi.
Pukul 2.30 sebuah kejadian aneh terjadi pada kami. Semua alarm yang diset ternyata tidak berfungsi sehingga kami semua bangun pukul 3.00 dan segera bergegas menyiapkan perlengkapan mendaki guna mengejar sunrise di puncak. Sebenarnya bila kami berangkat lebih pagi dari itu, kami akan bertemu dengan blue fire. Sebuah fenomena alam yang muncul dari danau asam Kawah Ijen. Namun, karena kami mempunyai tujuan utama hanya sampai puncak Kawah Ijen, jadi kami tidak begitu mempermasalahkan blue fire.
Sebelum memulai pendakian kami berdoa bersama agar diberi keselamatan selama di perjalanan. Bagiku jalur pendakian ke kawah Ijen tidak begitu susah. Jalur pendakian berupa jalan pasir selebar 3-5 meter. Kawasan Kawah Ijen sudah dirawat dan dikembangkan menjadi kawasan pariwisata oleh Kabupaten Bondowoso dan Banyuwangi. Pukul 4.30 kami sudah mendapat setengah perjalanan. Padahal perjalanan yang harus kita tempuh yaitu sekitar 3 km dengan waktu normal 2 jam. Dan pukul 5.30 kami sudah dekat dengan puncak, kami pun segera mempercepat langkah agar dapat melihat sunrise dan hanya hitungan menit kami sudah mencapai di puncak Kawah Ijen.
Hamparan hijau toska yang merupakan air danau asam mulai terlihat dari atas. Asap yang keluar dari kawah ijen juga mulai menggumpal menutupi pemandangan yang indah. Langit jingga mulai terlihat di ufuk timur menandakan kami masih dapat melihat sunrise. Kami bertemu dengan orang-orang yang lebih dahulu mencapai puncak. Dan tak lupa kami berfoto dengan banner yang telah kami buat. Setelah puas, kami turun menuju kawah utama kawah ijen. Jalannya cukup terjal berupa bebatuan tajam sehingga memaksa kami untuk tetap focus dan berhati-hati. Di tengah perjalanan, kami berfoto lagi dengan penampakan danau asam yang lebih besar lagi. Pusat keluarnya gas belerangpun mulai terlihat dari sini.


to be continue.....
Read More

Jumat, 01 Maret 2013

My Great Experience, “Pendidikan Instruktur Muda 2012” #3


Fajar masih berselimut kabut malam. Pukul 04.00 lagi-lagi petugas Sholat Subuh berkoar-koar lagi. Dengan keadaan tubuh yang belum 100 persen pulih, aku bangun dan bergegas menuju mata air untuk mengambil wudhu, jaraknya cukup dekat sekitar 300 meter. Setelah sholat fajar mulai Nampak batang hidungnya. Dan itu tandanya kami harus melakukan senam pagi. Di sela-sela kegiatan senam, Kak Nico muncul ndengan beberapa game yang akan di bawakannya. Dan hadiah bagi pemenangnya yaitu tiska. Namun karena aku bukan saudaranya bejo, aku selalu kalah dan yang pasti gak dapat tiska.
Sekitar pukul 07.30 kami mempacking kembali barang-barang kami karena lagi-lagi kami pindah tempat lagi dan jarak tak jauh beda dengan perjalanan yang sebelumnya. Namun jalur perjalanan kali pemandangannya lebih menawan daripada yang sebelumnya. Diawali dengan melewati aliran sungai yang dangkal dan tenang. Kemudian disambut dengan padang savanna yang tak begitu luas. Disusul oleh hamparan pasir hasil muntahan sang Mahameru yang berubah menjadi pertambangan. Dan yang paling menakjubkan yaitu pemandangan Gunung Semeru yang begitu dekat. Dengan cepat aku mencari tempat yang pas untuk mengabadikannya bersama rekan-rekan yang lain.
Setelah melewati pemandangan-pemandangan yang menakjubkan tersebut. Kami melewati sebuah desa yang paling dekat dengan kaki Semeru. Dengan jalanan yang menurun begitu curam tiba-tiba kami kembali dengan sebuah pemadangan yang cukup menyegarkan mata. Sebuah jembatan yang panjang sekitar 150 meter dan di pojok kanan dan kiri pandangan kami terdapat pegunungan yang menjulang cukup tinggi. Kemudian kami diarahkan melewati kebun salak yang jalannya naik turun. Derajat kemiringannya hampir 45 derajat.
Setelah menempuh 3,5 jam perjalanan, akhir terlihatlah sebuah jalan aspal. Sesampai di jalan tersebut, aku dan rekan-rekan yang lain tiba-tiba berdiri terpaku melihat jalanan yang akan kami lalui. Tak kami sangka, jalan yang akan kami lalui adalah jalan menanjak  terjal dengan kemiringan 40 derajat sepanjang 50 meter. Dan dilanjutkan dengan jalan menanjak landai dengan kemiringan 25 derajat. Kemudian belok dan akhirnya jalan lurus, namun kami terkena PHP karena di depan mata terlihat jalan menanjak kira-kira 45 derajat. Setelah melewati itu semua akhirnya kami merasakan betapa ringannya kami ketika turun. Setelah menghabiskan perjalan menanjak 15 menit akhirnya terlihatlah bangunan SMAN Pronojiwo dimana tempat itu adalah basecamp terakhir kami.
Di basecamp terkahir, kami bebas tidak ada materi. Namun kami diberi tugas untuk mempersiapkan upacara penutupan besok. Dan kelompokku Cucumaria bertugas menyiapkan bendera-bendera saka. Tetapi semuanya tak mudah, kami harus memecahkan teka-teki yang diberikan oleh panitia. Teka-teki tersebut adalah petunjuk dimana barang-barang yang kami butuhkan disembunyikan. Dan hal yang paling konyol yaitu ketika mencari kotak yang berisi bendera-bendera saka.  Kotak tersebut berada di tempat paling romantic di sekolah itu. Dan akhirnya kami menemukannya di tempat romantis tersebut yaitu di atas selokan dan berada di sebuah pojokan sekolah. Dan kami akhirnya terkena supertrap. Setelah semua selesai pada pukul 16.00 aku membersihkan tubuhku yang tak mandi selama 2 hari tersebut.
Bau wangi semerbak mulai mendampingiku. Satu masalah lagi yang harus aku selesaikan, yaitu menghabiskan seluruh makanan yang aku bawa agar tas tidak lagi berat. Matahari mulai tenggelam di ufuk barat, dan hal yang paling dinanti-nanti yaitu Malam Aryawiraraja. Pukul 19.00 kami berkumpul di lapangan basket SMAN Pronojiwo guna mengikuti apel malam dan api unggun. Setelah itu barulah Malam Aryawiraraja dimulai. Dimulai dengan game yang cukup membingungkan otak dan tentunya sangat seru. Dan kali ini aku berhasil tanpa kesalahan satu pun dalam mengikuti game tersebut. Kemudian dilanjutkan dengan pertunjukan dari tiap-tiap kelompok. Kelompok cucumaria adalah salah kelompok yang menampilkan drama komedi dan mendapat perhatian yang baik dari peserta lainnya.Setelah semua menampilkan kebolehannya, kami menyampaikan uneg-uneg selama mengikuti PIM secara bergantian.
Serasa kami sedih karena besoknya adalah hari perpisahan. Ketika malam Aryawiraraja usai, kami melanjutkan untuk saling bertukar informasi mulai dari akun facebook, twitter, dan yang pasti nomer hp. Dan kami semua berencana untuk menghabiskan malam itu dengan berkumpul bersama. Esok hari tanggal 27 Desember 2012, ada kegiatan besar-besaran dan menjadi kegiatan penutupan yaitu makan besar. Jadi setiap kelompok memasak sebanyak-banyaknya dalam rangka menghabiskan perbekalan dalam tas. Setelah semua makanan dimasak, kemudian di kumpulkan di tengah lapangan basket. Para peserta pun mulai mengelilingi kumpulan makanan-makanan tersebut. Dan setelah berdoa, diserbulah makanan-makanan tersebut.
Akupun menyerah ditengah-tengah peserta yang masih bertahan. Perutku sudah tidak bisa menampung makanan-makanan itu. Sehabis makan besar kami berfoto bersama di lapangan basket membentuk kata PIM dan 1308. Dan setelah itu packing and prepare buat upacara penutupan.  Setelah itu, kami pun saling bersalaman dan bersama-sama mengucapkan salam perpisahan. Dan kami pun berpisah dan kembali ke pangkalan masing-masing.

Demikian sebuah cerita perjalanan dan pengalaman yang menakjubkan dan belum pernah kujalani sebelumnya. Terima Kasih kepada rekan-rekan yang telah berbagi ilmu denganku. Semoga kita dapat bertemu kembali di lain waktu. #kh
The End
Read More

Minggu, 24 Februari 2013

My Great Experience, “Pendidikan Instruktur Muda 2012” #2



Pukul 16.30, kami break kembali hingga Ba’da Isya.  Para peserta sibuk dengan makanannya masing-masing, termasuk aku yang mencari tempat persembunyian untuk memakan bekalku yang telah mandi minyak. Sekitar pukul 19.15 kami berkumpul kembali dengan materi navrat(navigasi darat). Di sini aku dan teman-teman sekontingenku mendapat tekanan yang besar, yeah karena sang fasilitatornya adalah Pembina gugus depanku sendiri. Dan kami dituntut untuk bisa menguasai materi sebelum semua tahu. Walaupun dalam hati yang terdalam  tidak bisa, kami terpaksa memasang muka-muka sok bisa, tapi memang bisa se, dikitttt.
Materi  usai pukul 10an, kurang lebihnya aku tak tahu. Karena pada saat itu bateraiku tinggal 3%.  Dan para peserta diperbolehkan tidur sepuasnya hingga fajar terbit dari ufuk timur.  Namun sebelumnya aku dan peserta lainnya mengisi angket tentang materi-materi yang telah diberikan. Dan lagi-lagi aku isi dengan apa yang ada di otakku. Arrggh, bateraiku tinggal 2% dan dengan secepat kilat aku menyiapkan peralatan tidur dan tak lama kemudian, mimpi menghampiriku.
Pukul 03.43 kami terbangun dengan suara petugas Sholat Subuh yaitu kelompok TAO. Aku pun mengambil peralatan mandi sebelum semua orang terbangun karena kamar mandi disana limited edition semua. Pukul 5.15 petugas senam kali ini yang berkoar-koar. Kujalani saja kegiatan ini walaupun sedikit geje yang penting happy. Dan setelah senam peserta bebas untuk memasak hingga pukul 7.30. Dan setelah itu, aku dan peserta lainnya prepare and packing semua barang karena kami akan pindah rumah, eh salah pindah tempat. Dan untuk mengaplikasikan materi navrat tadi malam, setiap kelompok dituntu membuat peta perjalanan dari SDN Sumberurip 2 hingga tempat tujuan dengan kompas.
Perjalanan yang kami tempuh kurang lebih  18 km dengan jalan kaki dan memakan waktu kurang lebih 6 jam. Di tengah-tengah perjalanan pemandangan lumayan indah dengan background hamparan sawah yang luas dan ditutup dengan gagahnya sang Mahameru. Setengah perjalanan kami istirahat di sebuah warung kecil untuk memanjakan tubuh sejenak. Setelah kurasa cukup, aku dan rekan-rekan yang lain langsung bergegas melanjutkan perjalanan.
Kurang seperempat perjalan, kami memasuki hutan pinus dan udara pun mulai menyejukkan rasa letih. Dan kami menuju sebuah bendungan untuk camp  sementara karena hujan mulai turun. Setelah hujan reda kami mendapat tugas membuat peta lapangan dan 6 bidikan telah disiapkan. Cahaya matahari mulai menyengat begitu tajam menembus pori-pori kulit. Pukul 3.00 kami kembali melanjutkan ke camp sebenarnya. Ternyata jarak tak begitu jauh dari tempat sebelumnya.
 Setelah sampai di camp kami membuat bivak sesuai dengan kelompok masing-masing, dan sekarang aku gak pernah membuatnya sebelumnya dan alhasil aku hanya membantu rekan-rekanku untuk medirikannya. Sekitar satu jam semua bivak telah berdiri. Kami diberi waktu istirahat hingga pukul 19.30. Kemudian kami mendapat materi manajemen resiko. Hari mulai larut malam namun materi tetap berjalan membuat mataku tak kuasa menahan beban ngantuk. Dengan sekuat tenaga aku menahan semua itu. Pukul 10.30 materi pun habis, namun pr dari kelompokku masih belum kelar semua. Dengan semangat empat lima, kami berlima menyelesaikan tugas tersebut. Sedang Kak Canggih izin pulang dahulu karena ada urusan pekerjaan.
Pukul menunjukkan pukul 12.30 namun pekerjaan hanya satu yang telah selesai. Dan karena begitu lelahnya kami sepakat untuk mengumpulkan besok pagi. Dan kemudian kami tidur di bivak masing-masing
Read More

Sabtu, 19 Januari 2013

My Great Experience, “Pendidikan Instruktur Muda 2012” #1

Hei guys, kaget ya tiba2 aku nongol disini. Memang telah lama aku gak ngepost cerita petualanganku yang seru dan membuat kalian iri dah. (Ge er banget). Sebenarnya aku masih males sih, tapi karena banyak tuntutan dari pembaca setia blogku (ge er lagi), dengan senang hati ku teruskan mencetak karya-karya terindahku di tempat yang terindah pula. Gara2 ini juga aku sampai terbaring lemah di peraduan tidurku tersayang. Oke, untuk menghemat waktu, langsung aja ke TKP :D

Pronojiwo, 24 Desember 2012, Pukul 07.43. Kupijakkan kakiku di tanah Pronojiwo untuk pertama kalinya. Dengan perasaan yang kagum atas keanggunan alam yang menawan tatapanku untuk tetap terpaku. Memang, begitu agung nan indah semua ciptaanNya yang ia berikan kita. Tampak sebuah sekolah yang mungil yang cukup bagus bagiku. Tempat inilah awal dari sebuah perjalanan yang mengagumkan dan memberiku banyak pengalaman dalam kehidupan. Tempat dimana aku pertama kali memperoleh begitu banyak teman yang tak pernah ku kenal.

Terlihat sebuah meja bertumpukan kertas-kertas putih, aku menuju meja itu untuk check in mengikuti kegiatan ini. Ya, Kegiatan Pendidikan Instruktur Muda 2012. Sebuah kegiatan dimana kita dilatih untuk menjadi instruktur. Pukul 09.00, Aku terpilih menjadi petugas penyerahan kaos kegiatan pada acara upacara pembukaan. Sebenarnya agak malas, tapi itulah sebuah tugas awal yang harus kujalankan. Setelah itu, kuikuti Ice Breaking yang dipandu oleh Kak Nico. Sebuah permainan yang seru sekaligus menegangkan. Memang itulah pramuka.

Kemudian acara  dilanjutkan dengan dinamika kelompok. Dan ternyata aku masuk kelompok Jerapah. Dan tak kusangka aku memasuki Crazy Grup Area. Anggotanya adalah aku sendiri Khafidz Hidayatulloh, Kak Ivan Hanafi, Kak Nabilla Anjani, Kak Dian Permatasari, Kak Muhammad Jamaludin. Sang panitia langsung memberi sebuah kain suci (baca: putih) dan sebuah boneka mata-mata (baca: spy doll) hitam. Kami dituntut untuk membuat bendera sangga kami menggunakan boneka dan kain suci tersebut. Awalnya kami hanya berdiam diri seperti berhala orang Mesir Kuno. Suasana menjadi “kress” dan bermunculan banyak junk krick (disamarkan).

Lama-kelamaan Kak Dian memberi usulan dengan memberi nama Cucumaria. Pertama yang aku pikirin mungkin nama ini untuk menyambut Hari Natal. Ternyata, apa yang aku pikirkan meleset 180˚C. Cucumaria berasal dari daerah Pasuruan yang berarti Belut (jauh banget  (-_-). Filosofinya, sangga kami diharapkan dapat hidup dengan cepat dan tak mudah dikalahkan serta dapat hidup dimanapun seperti belut yang cepat dan sulit untuk ditangkap serta hidup di mana saja. Akhirnya nama sudah disahkan, kini tinggal bendera kebangsaan yang belum berwujud. Giliran Kak Hanafi berkreasi dengan kekonyolannya. Dan hanya membutuhkan waktu yang singkat “1 menit” akhirnya berwujudlah bendera kebangsaan kami.  Setelah itu, kami memilih Kak Hanafi sebagai ketua kelompok karena kami anggap paling dewasa meskipun terlalu konyol.

Pukul 11.00, kami memasuki sebuah ruangan untuk mendapat ilmu berhargaku yang pertama, yaitu Manajemen Perkemahan yang difasilitatori oleh Kak Sofyan Hanafi. Dan ditengah acara yang sedang berjalan, datanglah sekelompok orang yang tak kukenal. Dan salah satu dari mereka masuk dalam sanggaku. Ternyata dia adalah Kak Canggih Sudrajat. Dan bertambahlah anggota dari Kelompok Cucumaria. Setelah lama-kelamaan, terlihatlah bahwa ia juga termasuk pencetus Crazy Grup Area.

Sebuah tugas jatuh kepada setiap kelompok pada saat itu. Kamipun mencari tempat yang nyaman untuk berdiskusi untuk merencanakan sebuah kegiatan perkemahan. Mungkin dari sekian banyak kelompok, hanya kelompokku yang paling konyol dan membuat perut menggeliat. Pukul 13.30, kami break untuk Ishoma. Kemudian acara dilanjutkan dengan materi Survival and Campcraft. Disini aku menelan makananku sendiri, karena materi ini sudah berbulan-bulan aku turunkan ke teman-teman  waktu latihan rutin Pramuka di sekolahku. Dengan senang hati aku ikuti materi itu, toh gak ada ruginya kan. Dan tak lama kemudian aku menangkap beberapa harta karun (baca: ilmu) yang belum aku ketahui. Bener kan gak ada ruginya. Karena waktu berjalan begitu cepat, beberapa materi tidak dijelaskan secara maksimal, padahal mungkin masih banyak harta yang belum aku gali dari Sang Fasilitator.

#to be continue...
Read More

Senin, 09 Juli 2012

My Great Adventure Sempu Island pt 2


Pagi pun telah datang, membangunkan seluruh embun yang bening cemerlang. Tak terkecuali aku. Aku terbangun dari tidurku dengan capeknya. Yah, sebuah ritual sakral tlah kujalani demi kenaikan pangkat bantara pada malam sebelumnya. Namun, semua itu terbayar oleh bangga. Tak ku hiraukan capek merajalela. Aku pun langsung keluar tenda mencari udara segar. Waw, pemandangan sekitar pada waktu pagi hari memang membuat mata segar. Lalu, dalam otakku terpikir untuk menaiki bukit batu untuk mengambil kenang-kenangan.
            Kemudian aku mengambil kamera dan segera menaiki bukit. Walaupun tidak begitu tinggi, bukit batu tersebut sangatlah tak bersahabat pada kakiku. Tak jarang ia membuat kakiku mengalami kram. Sesampai di atas bukit, akupun langsung mengambil beberapa pose. Begitu indah melihat laut lepas pada pagi hari. Cahaya mentari pun mulai terlihat dari arah timur oleh indra penglihatanku. Sinarnya yang lembut membuat makhluk-makhluk terbangun dari tidurnya. Kulihat embun kecil juga mulai terbangun dari mimpi indahnya.
            Setelah puas mencicipi pemandangan yang begitu indah, aku pun turun dari bukit tak bersahabat itu. Kulihat orang-orang tengah bermain olahraga paling favorit itu. Sepak bola namanya. Bermain sepak bola di tepi pantai memang membuat energi terkuras banyak. Setelah energiku terkuras, aku ingin mengakhiri permainan ini. Setelah itu aku memasak makanan untuk menambah energi yang telah hilang. Meskipun sederhana namun mewah di lidah.
            Setelah melahap semua makanan, kulanjutkan aktivitas yang sempat tertunda. Kali ini adalah waktu yang telah kutunggu-tunggu. Bermain di laut anakan yang tenang. Selama itu, ku berenang suka ria bersama semua kawanku yang ada disana. Tak lupa ku mengabadikan momen istimewa ini dalam sebuah kenangan foto. Setelah kudapat beberapa momen yang ku abadikan, aku segera keluar dari deburan ombak. Setelah itu ku menyiapkan perlengkapan untuk kembali pulang. Tak hanya sekedar itu, aku masih menunggu barang-barang yang masih aku jemur.
            Satu jam lamanya aku menunggu semuanya. Dan akhirnya akupun memasuki detik-detik keberangkatanku tuk kembali pulang. Sebelum itu, aku dan kawan-kawanku berdoa untuk keselamatan kami semua. Ku awali jejakku dengan basmalah. Seperti awal keberangkatanku ke Pulau Sempu, ketika pulangpun aku bertemu kembali dengan medan yang berat, bahkan lebih berat dari sebelumnya. Semua itu karena hujan semalam sudah membasahi medan tersebut sehingga semua jalan licin. Namun, kami pulang dengan modal kebanggaan karena berkesempatan bertemu dengan makhluk yang cantik ini dan mendapatkan pangkat bantara pada pundak kami.
Read More

My Great Adventure Sempu Island pt 1


Hamparan air biru tersorot oleh mataku, melihat begitu indahnya alam negeri ini. Aku kini duduk terpaku dihiasi kebisingan suara mesin perahu. Tak lama lagi, aku akan sampai ke tempat yang aku tunggu-tunggu. Rasa lelahpun terobati oleh penampakan pesisir yang akan membawaku pada tempat kedamaian bagi manusia tak terlalu beruntung sepertiku.
             “Semangat!! Tempat yang akan kita tuju semakin dekat kawan!” ucap salah satu teman seperjuanganku.
            Rombongan yang telah menyeretku ke pulau ini memang sebagian besar amatir dalam berpetualang, tak terkecuali aku. Rasa lelah dan letih terlukiskan pada raut wajah kusam mereka. Namun dengan semangat yang tersisa, ku awali langkah tuk menuju surga bagi para petualang.
            Rerimbunan pohon menemaniku dalam setiap perjalananku. Suara burung-burung yang asing bagiku, selalu terdengar dalam gendang telingaku. Barisan rombongan yang panjang terlihat olehku sambil menyusuri jalan setapak. Sayang semakin lama barisan tersebut semakin menyusut.
            Sampai akhirnya tertinggal aku dan 6 temanku. Dari ketujuh orang tersebut hanya aku, Reynaldi dan Mas Luqman dari golongan adam. Dan aku bertugas menjadi pemimpin rombongan mungil itu.
            “Teman-teman yang lain kemana nih, masa gak ada yang kasihan sama kita.” keluh Rara, teman serombonganku.
            Dengan kewibawaan Mas Luqman, ia menenangkan dan menyemangati aku dan kelima teman-temanku. “Tenang saja, gak usah khawatir, yang penting kita selalu berdoa dan berusaha.” katanya.
            “Ok mas.” kataku.
            Suara deburan ombak sempat terdengar oleh rombonganku, namun tak lama kemudian, suara itu lenyap dari sinyal telingaku. Yang kudengar hanyalah suara alam hutan pada umumnya. Dan saat itulah aku dan teman seperjuanganku mulai panik. Jalan setapak yang tak bersahabat itu terpisah menjadi dua arah. Kuputuskan untuk selalu berpedoman pada arah kebaikan, yaitu kanan.
            Namun, sempat kulihat pertarungan antara lipan dengan kadal. Pertarungan sengit untuk tetap hidup. Sama sepertiku, aku bertarung menantang alam untuk dapat melihat paras cantiknya.  Jalanan semakin terjal, namun semua itu tak dapat mematahkan semangat juangku tuk mencapai tujuan.
            Sesampai puncak hutan, akupun berhenti sejenak tuk mengisi nafas. Setelah itu, kulanjutkan perjalananku. Tak lama kemudian di samping kananku terdapat hamparan air payau yang belum begitu jelas kulihat. Akupun semakin bersemangat untuk segera sampai tujuan. Kupercepat gerakan kaki-kakiku ini.
            “Teman, ayo buruan, tempat yang akan kita tuju semakin dekat! Percepat langkah kita!” seruku kepada teman-temanku di belakangku.
            “Alhamdulillah, akhirnya kita hampir sampai ke tempat yang telah lama kita idamkan.” kata salah satu temanku.
            Menyusuri jalan setapak yang hampir menemui ajalnya, akupun mulai melihat hamparan pasir putih dan air tenang yang menciptakan sebuah anak laut yang begitu indah. Sesampai di ujung nafas jalan setapak, akupun turun dan segera mencari tempat untuk beristirahat sejenak sambil menunggu kawan yang lain yang masih berjuang menuju kemari.
            “Alhamdulillah Ya Allah, kau telah mengijinkanku tuk melihat kebesaranMu ini.” ucapku dalam hati.
            Seiring bergulirnya sang waktu, sang raja siang pun mulai tenggelam dari tahtanya. Akupun segera menyiapkan segala kebutuhan tuk menyambut indahnya hari esok. Sambil mengabadikan pengalaman untuk kujadikan kenangan terindah dalam hidupku.
Read More

Rabu, 01 Februari 2012

Extremely And Beautiful Journey to Ranupane Village (Lake) Part 3



Pukul 06.00, kami menyiapkan peralatan untuk memasak. Walaupun masih terdapat noda bekas makanan kemarin, tapi tidaklah masalah. Kami adalah layaknya seorang petualang sejati. Sambil menunggu makanan masak, kami membantu kembali memungut tumbuhan liar tersebut. Masih 1/4 danau yang bebas dari tumbuhan liar. Dalam benakku apakah ini terselesaikan dalam waktu 3 hari padahal hari ini (23/1) adalah hari terakhir pembersihan ranupane. Entahlah...

Pekerjaan ini memang melelahkan, oleh karena itu aku kabur menyelinap ke atas bukit terindah yang pernah kulihat. Di atas sana, terlihat bukit-bukit indah lainnya dengan berselimut kabut karena masih pagi. Ingat! hari masih pagi dan udara masih dingin. Pemandangan yang menawan cocok tuk berfoto ria dan akan membuat kecanduan penikmatnya. Yeah, seperti aku ini, ingin sekali pergi ke sana tuk kedua kali.

Pukul 08.30 kami turun tuk sarapan, dengan menu paling istimewa dari kemarin, aku lahap menu sarapan itu. Begitu nikmatnya makanan itu bagiku karena aku bagaikan pujangga tak makan 1 minggu. Setelah semua hidangan habis, peralatan di cuci dan waktunya packing for go home. Kegiatan ini memakan waktu 1,5 jam. Tenda yang besar itu cukup sulit bagi aku tuk melipatnya kembali seperti sebelum didirikan. Namun dengan kegotongroyongan prajurit HOSCOK, akupun bisa.

Pukul 11.00 kami siap tuk petualangan berikutnya. Eits, sebelum itu kami berfoto bersama dengan Gapala (Gabungan Pencinta Alam Lumajang). Setelah itu kami bersalaman dan pamit tuk melanjutkan perjalanan. Kali ini kami akan menuju Bukit Teletubbies. Yeah, itulah kata orang-orang sekitar. Rutenya pun sedikit membuat aku mual tuk mengemudikan motorku, dengan jalan berkelok-kelok dan naik turun. Namun semua itu dibayar dengan pemandangan paling menakjubkan yang pernah aku lihat seumur hidup. Yeah, pemandangan Bukit Teletubbies memang sangat-sangat indah-cantik-dan menakjubkan.

Takkan ku lewatkan kesempatan ini tuk berdiam diri. Semua teman-teman langsung berpose layaknya model-model terkemuka. Haha, itulah sebuah spontanitas terhadap pemandangan menakjubkan, tak kusangka, kota tercintaku-Lumajang mempunyai objek wisata cantik yang tersembunyikan. Tak semua orang dapat kesana karena memang medan yang sangat berat, melalui hutan-pegunungan-lembah. Namun, dijamin takkan menyesal karena dibayar dengan pemandangan yang sangat-sangat menggiurkan.

Tak terasa 1 jam aku ada disana melihat dan mengabadikan diri di Bukit Teletubbies dimana berbatasan langsung dengan Gunung Bromo. Terlihat padang rerumputan yang luas di bawah dengan dikelilingi pegunungan hijau nan asri. Membuat mata terasa segar dan membersihkan semua masalah di benak pikiran. Kami harus meninggalkan pesona cantiknya di sana. Selamat tinggal, semoga kita kan bertemu kembali suatu saat nanti. Kan kuperkenalkan kau dengan orang-orang penghuni Kota Pisang ini.

Dan aku dengan berat hati menancapkan gas tuk segera pulang. Diperjalanan hati masih tak rela tuk meninggalkan pesona cantikmu. Namun, memang ini saatnya untuk pulang dan melakukan kegiatan sehari-hari. Melewati hutan lebat nan sunyi, aku pun sangat bangga dapat pergi ke tempat seperti itu. Yeah, tak semua orang dapat kesempatan seperti ini.

Selamat tinggal Desa Ranupane, semoga kau tetap menjaga semua paras cantikmu beserta keindahan alammu. Aku berharap tuk bisa kembali kesana. Good Bye. :')

The End

Read More

Senin, 30 Januari 2012

Extremely And Beautiful Journey to Ranupane Village (Lake) Part 2


Waktu telah memanggil kami, dan kamipun segera turun ke balai desa tuk menitipkan motor kami masing-masing. Setelah itu, kami pergi ke pinggir danau Pane. Di sana telah banyak para PA yang sedang bekerja membersihkan danau sejak 1 hari sebelum kami datang. Tak banyak bicara, akupun mengambil sak tuk membersihkan tumbuhan liar tersebut.

Pukul 16.16, kamipun berhenti kerjabakti. Aku bergegas pergi ke masjid mungil milik perkampungan yang dikelilingi oleh bukit-bukit cantik parasnya untuk cuci muka dan mengubah tampilan. Kemudian, aku mendekatkan diri pada Sang Maha Kuasa. Sedangkan, teman-teman masih sibuk dengan bahan-bahan yang akan dimasak. Daripada menunggu lama, akupun mengeluarkan sekotak nasi lengkap dengan lauk pauk. Dan seketika, aku diserbu teman yang mempergokiku makan.

Tak lebih dari 5 menit, kotak makananku habis tak bersisa. Pukul 17.10 kami bahu-membahu tuk menyiapkan makan malam dengan peralatan sederhana. Dan aku memilih tuk mendirikan tenda. Tak mudah bagi saya dalam mendirikan tenda megah itu. Hampir 1 jam saya dibantu teman saya untuk mendirikan tenda tersebut.

Malam pun datang, tak senja lagi di langit. Bukit-bukitpun bersiap untuk bermimpi indah. Sedangkan aku, terguyur keringat akibat mendirikan tenda. Pukul 18.10 aku kembali mengabdi pada-Nya. 30 menit kemudian, makanan pun siap disajikan, kami berkumpul di dalam tenda megah tersebut. Makanan tak begitu istimewa, namun bagi kami itu adalah makanan ternikmat bagi kami. Dimakan bersama-sama bak satu keluarga.

Pukul 20.30 kami pun terseret oleh mimpi yang tak sempurna, bagaimana tak sempurna bila angin selalu menggoda kami dalam tidur. Tenda yang awalnya megah bergoyang-goyang tak beraturan, ditemani udara dingin yang menusuk pori-pori kulit namun aku tak peduli. Aku teruskan mimpiku sendiri.

Mentari mulai terbangun dari tidur, muncul dari balik bukit-bukit yang juga terbangun dari mimpi indahnya. Begitu dingin udara sekitar, membuatku tak kuasa tuk keluar dari tenda. Namun ku bertekad keluar dan bertarung dengan angin-angin yang siap menusukku dari arah manapun. Aku segera memperbaiki tenda yang telah sedikit rapuh tertiup angin malam. Dan aku segera mencuci muka, tak disangka air disana tak bersahabat denganku. Mereka pun memberikan tusukan dingin melebihi angin malam. Begitu mengigilnya aku pada saat itu.

to be continue.....
Read More

Selasa, 24 Januari 2012

Extremely And Beautiful Journey to Ranupane Village (Lake) Part 1

Ini adalah tentang perjalanan dan pengalaman saya kali pertama yang begitu mengasikkan. Minggu pagi ku packing barang bawaan dari pukul 5-6 pagi. Pukul 8.00 ku tinggalkan rumah dan mampir sejenak di sekolah tercinta R-SMA-BI 2 Lumajang tuk mengambil tenda.

Pukul 9.15 saya sampai di kediaman om Priyo, beliau adalah pembina sekaligus pendamping tuk terjun dalam perjalanan sengit ini. Pukul 10.30, semua peserta terkumpul sebanyak 10 personel. Pukul 11.00, barulah kami berangkat tuk menantang nyawa dalam perjalanan sengit tersebut. Dengan bensin yang cukup memadai, ku ucapkan Bismillah menandai siap tuk berpetualangan ria.

Desa Ranupane, terletak sebelah barat dari Pusat Kabupaten Lumajang. Tepatnya di Kecamatan Senduro. Awalnya, jalan kami lewati sangatlah mudah. Namun, setelah menempuh 3 km dari Kecamatan Senduro jalanpun berubah drastis bak sirkuit balapan cross. Namun, semua itu kami lewati dengan penuh semangat dan kegembiraan. Karena kami kesana bukanlah tuk bersenang tapi tuk membersihkan alam yang mulai ternodai oleh kimia. Setelah menempuh kurang lebih 2 km jalanan yang berbatu, kami mulai merasakan hawa dingin yang merasuk tubuh.

Kami sempat melewati hutan yang lumayan lebat. Ini adalah pengalamanku di hutan tuk pertama kali. Dengan suhu kira-kira 19° C, sayapun sedikit kedinginan dalam mengendarai sepeda motor tersayang. Dalam hutan yang sunyi, kami pun mulai merasakan udara yang lebih dingin dari sebelumnya. Layaknya dalam serial tv Panji Sang Petualang, banyak pepohonan besar yang melihat kami dalam menaklukan medan jalan yang begitu kejam. Banyak jalanan yang mulai berlobang terkikis oleh zaman.

Meskipun begitu, kami lakukan dengan senang hati dan penuh semangat walaupun sempat motor teman saya berhenti mendadak akibat tersiksa jalanan yang selalu menanjak, wajarlah pegunungan. Begitu juga dengan motor saya yang mengalami hal serupa. Tak jarang juga kami berpapasan dengan orang-orang yang telah kembali dari desa tersebut. Dalam melewati hutan yang masih alami itu, sekali-kali terdengar suara binatang yang selalu ada dalam hutan lebat seperti itu, suaranya mirip dengan suara jangkrik. Namun aku sebut dengan nama Ares.

Setelah menyusuri perjalanan selama kurang lebih 2 setengah jam, kami sampai di batu tulisan(kata teman) menandakan perjalanan tak lama lagi usai. Memang benar, kurang lebih 5-10 menit kami sampai di ujung desa. Kami disambut dengan pemandangan pegunungan dan perbukitan nan indah dan menawan. Dihiasi dengan perkebunan yang menempel pada bukit.

Saya pun berhenti di pos 0 tuk beristirahat, berfoto ria, sholat, serta menunggu teman yang masih tertinggal di belakang. Dari sinilah Danau Ranupane terlihat tak begitu indah akibat tertutup oleh tumbuhan liar yang tak tau diri dan tak tau malu.

To be continue.......
Read More