Senin, 09 Juli 2012

My Great Adventure Sempu Island pt 1


Hamparan air biru tersorot oleh mataku, melihat begitu indahnya alam negeri ini. Aku kini duduk terpaku dihiasi kebisingan suara mesin perahu. Tak lama lagi, aku akan sampai ke tempat yang aku tunggu-tunggu. Rasa lelahpun terobati oleh penampakan pesisir yang akan membawaku pada tempat kedamaian bagi manusia tak terlalu beruntung sepertiku.
             “Semangat!! Tempat yang akan kita tuju semakin dekat kawan!” ucap salah satu teman seperjuanganku.
            Rombongan yang telah menyeretku ke pulau ini memang sebagian besar amatir dalam berpetualang, tak terkecuali aku. Rasa lelah dan letih terlukiskan pada raut wajah kusam mereka. Namun dengan semangat yang tersisa, ku awali langkah tuk menuju surga bagi para petualang.
            Rerimbunan pohon menemaniku dalam setiap perjalananku. Suara burung-burung yang asing bagiku, selalu terdengar dalam gendang telingaku. Barisan rombongan yang panjang terlihat olehku sambil menyusuri jalan setapak. Sayang semakin lama barisan tersebut semakin menyusut.
            Sampai akhirnya tertinggal aku dan 6 temanku. Dari ketujuh orang tersebut hanya aku, Reynaldi dan Mas Luqman dari golongan adam. Dan aku bertugas menjadi pemimpin rombongan mungil itu.
            “Teman-teman yang lain kemana nih, masa gak ada yang kasihan sama kita.” keluh Rara, teman serombonganku.
            Dengan kewibawaan Mas Luqman, ia menenangkan dan menyemangati aku dan kelima teman-temanku. “Tenang saja, gak usah khawatir, yang penting kita selalu berdoa dan berusaha.” katanya.
            “Ok mas.” kataku.
            Suara deburan ombak sempat terdengar oleh rombonganku, namun tak lama kemudian, suara itu lenyap dari sinyal telingaku. Yang kudengar hanyalah suara alam hutan pada umumnya. Dan saat itulah aku dan teman seperjuanganku mulai panik. Jalan setapak yang tak bersahabat itu terpisah menjadi dua arah. Kuputuskan untuk selalu berpedoman pada arah kebaikan, yaitu kanan.
            Namun, sempat kulihat pertarungan antara lipan dengan kadal. Pertarungan sengit untuk tetap hidup. Sama sepertiku, aku bertarung menantang alam untuk dapat melihat paras cantiknya.  Jalanan semakin terjal, namun semua itu tak dapat mematahkan semangat juangku tuk mencapai tujuan.
            Sesampai puncak hutan, akupun berhenti sejenak tuk mengisi nafas. Setelah itu, kulanjutkan perjalananku. Tak lama kemudian di samping kananku terdapat hamparan air payau yang belum begitu jelas kulihat. Akupun semakin bersemangat untuk segera sampai tujuan. Kupercepat gerakan kaki-kakiku ini.
            “Teman, ayo buruan, tempat yang akan kita tuju semakin dekat! Percepat langkah kita!” seruku kepada teman-temanku di belakangku.
            “Alhamdulillah, akhirnya kita hampir sampai ke tempat yang telah lama kita idamkan.” kata salah satu temanku.
            Menyusuri jalan setapak yang hampir menemui ajalnya, akupun mulai melihat hamparan pasir putih dan air tenang yang menciptakan sebuah anak laut yang begitu indah. Sesampai di ujung nafas jalan setapak, akupun turun dan segera mencari tempat untuk beristirahat sejenak sambil menunggu kawan yang lain yang masih berjuang menuju kemari.
            “Alhamdulillah Ya Allah, kau telah mengijinkanku tuk melihat kebesaranMu ini.” ucapku dalam hati.
            Seiring bergulirnya sang waktu, sang raja siang pun mulai tenggelam dari tahtanya. Akupun segera menyiapkan segala kebutuhan tuk menyambut indahnya hari esok. Sambil mengabadikan pengalaman untuk kujadikan kenangan terindah dalam hidupku.

0 komentar:

Posting Komentar