
Hanya gemericik air kudengar
Entah beberapa bulan terakhir aku kurang semangat menjalani hidup
Ada sesuatu yang mengganjal di otak kepala
Sesuatu yang membuat hati gelisah
Kini umurku telah menginjak 23 tahun
Bahkan beberapa bulan lagi telah berkurang menjadi 24 tahun
Jodoh, itulah yang penyebab ganjalan dalam otakku
Wajar, kini usiaku sudah tak remaja lagi
Kini aku sudah berada di dunia yang baru
Aku selalu berputar-putar dalam pikiranku
Untuk mencari siapa jodohku? Apakah engkaukah, bunga putih?
Oh nyatanya tak semudah itu menjawabnya
Berjuta-juta bintang di langit, tak kunjung turun memberitahuku
Kau yang kuharapkan kelak menjadi ibu bagi anak-anaku
Hanyalah sekedar harapan dan bayangan di angan-angan
Tak kulihat harapan itu hidup
Harapan itu kering, kusam, hingga pudar berlahan-lahan
Namun kucoba warnai kembali dengan air kesabaran dan keyakinan akan hal itu
Semesta pun tak pernah mendukung harapanku
Beberapa momen kulewatkan untuk menjemput harapanku
Hal itu membuatku tersadar, terlalu jauh aku dengan harapan itu
Masih belum pantas aku untuk meraih harapan itu
Dan mungkin kau pun tak setuju dengan harapanku
Ah sudahlah...
Aku ini bukan manusia yang hebat
Yang selalu dipuji dan dihargai banyak orang
Tak seperti Pangeran dari Kerajaan Sebelah
Apa daya aku adalah rakyat biasa
Sedangkan kau bunga putih...
Putri yang disegani dan dihormati di seluruh kerajaan ini
Menjadi saksi bisu yang telah menyadarkanku
Bahwa aku harus menghapus harapan-harapan itu
"Sang putri telah bahagia jika bersama pangeran"
Itulah yang dikatakan saksi kepadaku
Akupun lesu dan semangat mendengar berita itu
Tapi sekali lagi...
AKU ADALAH RAKYAT BIASA YANG MENDAMBAKAN SEORANG PUTRI DARI SEORANG RAJA
Akankah aku akan menyerah semua harapan pada alam semesta
TIDAK!!!
Tak ada yang menghentikan harapan suciku
Kecuali takdir dan janur kuning
Selama janur kuning belum tegak berdiri
Selama nafas masih berhembus
Akan terus kupupuk harapanku
Apa yang kau pikirkan tentangku
Aku tak mempedulikan
Aku kan bertekad untuk memperbaiki diri
Untuk dapat segera menjemput ibu dari anak-anakku
Karena kini harapan suciku hanya satu
KAMU, BUNGA PUTIH.....
Ragunan, 13 Mei 2019 17.31
@KhafidzHidayat
0 komentar:
Posting Komentar