Pagi pun telah datang, membangunkan
seluruh embun yang bening cemerlang. Tak terkecuali aku. Aku terbangun dari
tidurku dengan capeknya. Yah, sebuah ritual sakral tlah kujalani demi kenaikan
pangkat bantara pada malam sebelumnya. Namun, semua itu terbayar oleh bangga.
Tak ku hiraukan capek merajalela. Aku pun langsung keluar tenda mencari udara
segar. Waw, pemandangan sekitar pada waktu pagi hari memang membuat mata segar.
Lalu, dalam otakku terpikir untuk menaiki bukit batu untuk mengambil
kenang-kenangan.
Kemudian
aku mengambil kamera dan segera menaiki bukit. Walaupun tidak begitu tinggi,
bukit batu tersebut sangatlah tak bersahabat pada kakiku. Tak jarang ia membuat
kakiku mengalami kram. Sesampai di atas bukit, akupun langsung mengambil
beberapa pose. Begitu indah melihat laut lepas pada pagi hari. Cahaya mentari
pun mulai terlihat dari arah timur oleh indra penglihatanku. Sinarnya yang
lembut membuat makhluk-makhluk terbangun dari tidurnya. Kulihat embun kecil
juga mulai terbangun dari mimpi indahnya.
Setelah
puas mencicipi pemandangan yang begitu indah, aku pun turun dari bukit tak
bersahabat itu. Kulihat orang-orang tengah bermain olahraga paling favorit itu.
Sepak bola namanya. Bermain sepak bola di tepi pantai memang membuat energi
terkuras banyak. Setelah energiku terkuras, aku ingin mengakhiri permainan ini.
Setelah itu aku memasak makanan untuk menambah energi yang telah hilang.
Meskipun sederhana namun mewah di lidah.
Setelah
melahap semua makanan, kulanjutkan aktivitas yang sempat tertunda. Kali ini
adalah waktu yang telah kutunggu-tunggu. Bermain di laut anakan yang tenang.
Selama itu, ku berenang suka ria bersama semua kawanku yang ada disana. Tak
lupa ku mengabadikan momen istimewa ini dalam sebuah kenangan foto. Setelah
kudapat beberapa momen yang ku abadikan, aku segera keluar dari deburan ombak. Setelah
itu ku menyiapkan perlengkapan untuk kembali pulang. Tak hanya sekedar itu, aku
masih menunggu barang-barang yang masih aku jemur.
Satu
jam lamanya aku menunggu semuanya. Dan akhirnya akupun memasuki detik-detik
keberangkatanku tuk kembali pulang. Sebelum itu, aku dan kawan-kawanku berdoa
untuk keselamatan kami semua. Ku awali jejakku dengan basmalah. Seperti awal
keberangkatanku ke Pulau Sempu, ketika pulangpun aku bertemu kembali dengan
medan yang berat, bahkan lebih berat dari sebelumnya. Semua itu karena hujan
semalam sudah membasahi medan tersebut sehingga semua jalan licin. Namun, kami
pulang dengan modal kebanggaan karena berkesempatan bertemu dengan makhluk yang
cantik ini dan mendapatkan pangkat bantara pada pundak kami.
0 komentar:
Posting Komentar