Oh ya, pada bulan Oktober ini ada
yang baru lho dari pengalamanku. Yaitu menaklukkan kerasnya Puncak Arjuna. Ya
tepatnya dua minggu yang lalu bersama teman ku yang yang yang gimana ya? Simak
aja dulu gih ceritaku ini pasti kalian tahu gimana sifat-sifat yang agak
bingung aku ungkapkan. Biar gak habisin tempat postingan langsung aja ke TKP.
Sabtu, 12 Oktober 2013
Bel
sekolah berdering seperti biasanya, dan hal ini adalah hal yang kunanti-nanti.
Aku pun langsung bergegas pulang karena hari ini aku akan bersiap-siap menuju
ke suatu tempat yang asing dari otakku. Waktu itu menunjukkan pukul 12.15. Sesampai di rumah aku langsung mempacking
seluruh perlengkapan mendaki. Hari ini aku akan mendaki dan menaklukkan Gunung
Arjuna. Nama yang digunakan dalam perwayangan.
Sialnya
aku belum membeli bahan konsumsi yang akan aku bawa, dan langsung aja aku pergi
ke sebuah supermarket X (dilarang sebut merk :D). Tanpa kusadari, barang-barang
yang akan aku beli sudah menumpuk di keranjang barang. Dan setelah di hitung
oleh kasir, semuanya menguras isi dompetku.
Namun semua itu aku lupakan yang ada sekarang hanyalah sebuah tempat
yang aku idam-idamkan sejak satu tahun yang lalu.
Pukul
13.30 semua telah aku siapkan. Tinggal menunggu dua temanku yang belum datang
entah masih kemana. Setengah jam aku menunggu, akhirnya batang hidungnya tampak
juga. Langsung saja aku suruh mereka meletakkan sepeda motornya ke dalam
garasi. Kok terburu-buru sih? Memang kami agak terburu karena Angga telah
berjanji dengan seseorang yang akan menemani kami dalam pendakian ini.
Oh
ya, pertama-tama kenalin dulu nih teman-temanku yang senasib dan seperjuangan.
Yang pertama namanya Yuangga Rizky Illahi yang biasa di panggil Angga. Ia
adalah leader dalam pendakian ini. Dan yang kedua namanya Purwobhakti agak lupa
nama panjangnya, hehe. Dia biasa dipanggil Purwo dan pendakian ini adalah kali
pertamanya mendaki.
Lanjut,
kami berjanji dengan orang Lamongan namanya Musa.Angga sepakat akan bertemu di
Terminal Pandaan pukul 16.30. Namun aku berpikir gak akan bisalah, perjalan
Ranuyoso-Pasuruan membutuhkan waktu 3 jam dan itupun kalo tidak macet.
Sedangkan kami baru dapat bis pukul 14.00. Dan sialnya lagi, malam ini kan
malam minggu.
Rupanya
perjalanan kami banyak dilanda ketidakberuntungan. Pertama kali mendapat bis,
kami gak dapat tempat duduk dan terpaksa berdiri selama 45 menit. Kedua
sesampai di Apollo (daerah di Pasuruan) pukul 18.00 kami harus turun dan naik
angkot jurusan Gempol untuk menghindari macet di Porong. Lalu di oper lagi di
Gempol dan mencari angkutan umum menuju terminal Pandaan. Dan akhirnya kami
sampai di Terminal Pandaan pukul 19.30.
Sungguh melelahkan, sebuah perjuangan awal yang besar untuk menginjakkan
kaki di atas Sang Arjuna.
Lalu
kami menikmati suasana malam Pandaan yang ramai layaknya kota-kota besar. Pukul
20.00 kami mendapat angkutan umum yang terakhir yang dapat mengantarkan kami ke
Tretes. Mungkin ini satu-satunya keberuntungan yang kami dapat malam ini.
Perasaan lelah dan gerah menjadi selimut pada malam itu. Namun semua itu
terhapuskan melihat pemandangan di sekitar.
Terlihat
sebuah reklame dengan tulisan “Tretes tempat wisata alam terpadu”. Wah kami
bertambah semangat karena daerah yang
akan kami tuju adalah sebuah tempat penuh keindahan alam. Di tengah perjalanan
kami merasakan sesaknya angkutan yang kami tumpangi. Mungkin wajar karena
angkutan ini adalah angkutan terakhir yang menuju Tretes. Selain itu hamparan
pemandangan di bawah perbukitan dengan berhias lampu-lampu kota menambah
keindahan daerah itu.
Tiba-tiba
kami di kagetkan dengan adanya sebuah bangunan batu yang cukup tinggi. Candi
Jawi namanya. Betapa kagumnya kami melihat sebuah candi berdiri kokoh di tengah
maraknya bangunan-bangunan modern. Jalanan semakin menanjak, semakin ke atas
suasana semakin ramai. Barisan villa dan hotel menunjukkan bahwa tempat ini
adalah tujuan utama wisata Kota Pasuruan. Kemudian angkutan yang tumpangi
berhenti. Ternyata kami telah sampai di pos perijinan.
Pukul
20.30 Di tempat pegunungan terpencil seperti ini ternyata masih ramai lalu
lalang orang bermalam mingguan. Tidak seperti di daerah asal kami “Kota
Pisang”. Terlihat beberapa pendaki bersiap-siap bahkan ada yang mulai melakukan
pendakian malam ini. Kami pun langsung melakukan administrasi dan membayar
sejumlah fee yang harus kami penuhi. Setelah itu, kami mulai mencari orang yang
bernama Musa, akan kebetulan juga akan mendaki menuju Puncak Arjuna. Setelah
menemukannya, kami membuka bekal yang kami bawa dari rumah, yah kami mulai
kelaparan bung. Apalagi si Angga yang memang doyan makan, kedua si Purwo, dan
aku mengalah dan mengikhlaskan bekal yang aku bawa untuk disisihkan sebagian
kepada mereka. -_-
Setelah
kenyang semua, Angga bertanya kepada mas Musa untuk konfirmasi pendakian. Dan
kami menyepakati untuk melakukan pendakian ke pos 2 Kokopan malam ini pukul
21.30. To be continue...
0 komentar:
Posting Komentar