Akihiko Otsuka (Cucu dari pendiri Otsuka Group), 35 th menjabat sebagai kepala Pabrik Otsuka Pharmaceutical di Tokushima,
Jepang pada tahun 1973. Ayah Akihito, yaitu Masahito Otsuka (Presiden
Direktur Otsuka Pharmaceutical ke-2) adalah seorang pemimpin yang
kharismatik dan telah menciptakan berbagai produk terkenal seperti
minuman Oronamin C sehingga perusahaan menjadi sangat maju. Saat itu,
Akihito bertekad untuk mengembangkan produk yang dapat menjadi pilar
perusahaan dengan tangannya sendiri.
Rokuro Harima
(Penanggungjawab Pengembangan Minuman), 44 th. Ia dijuluki ahli rasa di
perusahaannya dan ia juga yang menangani pengembangan produk “Oronamin
C”.Pada saat itu, Harima memasuki ruangan Akihito untuk menyampaikan
maksudnya menjadikan cairan infus sebagai minuman. Hal ini dikarenakan
ia teringat sewaktu ia terserang diare di meksiko. Waktu itu, ia pernah
melihat seorang dokter yang meminum cairan infus setelah melakukan
operasi selama berjam-jam. Dan ia memilki ide untuk mengembangkan cairan
infus sebagai minuman. Pada saat itu, Otsuka Pharmaceutical menduduki
peringkat pertama dalam negeri untuk produksi infus. Tanpa alasan yang
jelas, Akihito masih belum menyetujui ide tersebut.
Pada
tahun 1976, Akihito menjadi Presiden Direktur yang ke-3. Waktu itu,
Akihito memanggil Harima untuk datang ke ruangannya. Harima datang
dengan membawa salah satu anak buahnya, Akihisa Takaichi
(33 th). Akihito menyampaikan tujuannya untuk memnaggil Harima, yaitu
untuk mendiskusikan masalah ide Harima 3 tahun lalu tentang pengembangan
minuman infus sebagai minuman. Hal ini dikarenakan pada tahun 1976,
masyarakat menjadi lebih peduli akan kesehatan. Ini dapat dibuktikan
dengan banyaknya masyarakat yang melakukan olahraga jogging yang sedang
trend pada saat itu. Dan pada diskusi itulah Akihito menyampaikan
maksudnya untuk membuat minuman kesehatan pangganti cairan tubuh yang
hilang saat berolahraga. Akihito juga menyampaikan tentang komposisi
bahan dan juga konsep rasa yang ia inginkan.
Setelah
mengetahui hal tersebut, Harima menyerahkan pengembangan minuman
kesehatan kepada Takaichi sekaligus membina peneliti muda tersebut untuk
masa depan perusahaan. Mendengar hal itu, Takaichi mencari cara untuk
mengetahui apakah sebenarnya keringat itu. Takaichi langsung
membandingkan keringat yang dihasilkan saat melakukan olahraga berat
dengan kegiatan sehari-hari. Hasilnya, konsentrasi kadar garam pada
keringat orang yang telah melakukan olahraga berat lebih banyak
dibandingkan dengan orang yang sedang berjalan-jalan.
Takaichi
memutuskan untuk membuat minuman yang konsentrasi kadar garamnya
rendah. Dan saat itu pula, Takaichi langsung membuat minuman ujicoba
dengan komposisi yang persis dengan keringat saat berjalan-jalan. Akan
tetapi, Harima mengatakan bahwa rasanya pahit dan belum sempurna.
Takaichi tidak menyerah, ia terus berusaha untuk membuat minuman
tersebut enak dan rasa pahitnya hilang.
Akhirnya,
terlintas ide untuk menambahkan pemanis alami dalam minuman tersebut
dengan tujuan menghilangkan rasa pahit. Tetap saja, Harima masih menolak
minuman tersebut karena kadar gula yang terlalu tinggi. Harima
menekankan bahwa kadar gula minuman kesehatan tersebut harus di bawah
10%. Hampir semua minuman ringan saat itu kadar gulanya lebih dari 12%.
Dan minuman yang laris adalah minuman yang manis.
Bulan
Mei 1979, Akihito Otsuka pun telah melakukan ujicoba lebih dari 1000
kali. Akan tetapi, rasa pahit itu belum bisa terselesaikan. Sampai
akhirnya ada salah seorang staff yang menawarkan minuman serbuk instan
rasa jeruk kepada Akihito. Yang paling mengejutkan, Akihito mencampurkan
kedua minuman tersebut dan meminumnya. Hasilnya, rasa pahit yang
ditimbulkan hilang. Hal ini dikarenakan rasa pahit jeruk menutupi rasa
pahit minuman tersebut.
Sesampainya
di rumah, Takaichi melakukan percobaan dengan beberapa jenis jeruk.
Salah satu jenis jeruk memberikan efek yang luar biasa untuk menutupi
rasa pahit. Buah apa itu sebenarnya? Itulah rahasia Perusahaan Otsuka
Pharmaceutical hingga saat ini. Ahkhirnya, Takaichi berhasil membuat
minuman kesehatan tersebut. Untuk mendapat kadar gula yang cocok,
Takaichi melakukan observasi secara obyektif, dengan kadar gula 6,2%
atau dengan kadar gula 7,0%. Setelah mendapat persetujuan dari Harima,
diambillah keputusan bahwa kadar gula yang dipakai adalah 6,2%. Dan
Presiden Direktur Otsuka pun setuju untuk memasarkan minuman tersebut
dengan memberi nama “Pocari Sweat”. Pocari yang berarti menyegarkan,
sedangkan sweat yang berarti keringat.
Pemasaran Pocari Sweat dimulai pada rahun 1980. Kepala tim marketing, Jiro Tanaka
pun ikut serta dalam pemasaran Pocari Sweat. Pada awalnya, pemasaran
sangat sulit dilakukan karena masyarakat tidak menyukai rasa minuman
tersebut.
Sampai akhirnya Akihito memutuskan untuk membagikannya secara
gratis kepada masyarakat sehingga masyarakat dapat mengerti minuman
tersebut. Pembagian secara gratis dilakukan di tempat-tempat strategis,
seperti lapangan baseball dan tempat olahraga lain. Karena hal ini,
kerugian yang dicapai perusahaan mencapai 400 miliar rupiah di akhir
tahun 1980.
Pada
tahun 1981, musim hujan baru saja selesai dan musim panas pun tiba.
Mengherankan, Pocari Sweat tiba-tiba langsung laris secara drastis pada
musim panas tahun kedua penjualan. Hal ini dikarenakan konsep dan rasa
Pocari Sweat telah dimengerti oleh konsumen. Dan hasil pembagian gratis
pun berbuah pada musim panas tahun kedua. Penjualan Pocari Sweat
melonjak hingga tiga kali lipat dari tahun sebelumnya. Dari 900 miliar
hingga mencapai 2,6 triliun rupiah. Dan perjuangan Presiden Direktur
Otsuka tidak sia-sia.
Di
Indonesia, awalnya Pocari Sweat juga dibagikan secara gratis kepada
konsumen mencapai 500 juta kaleng. Dan akhirnya Pocari Sweat sekarang
telah ada di 16 negara, termasuk Indonesia.
Berikut ini adalah video lengkap dari sejarah Pocari Sweat.
0 komentar:
Posting Komentar